Internet
sebenarnya mengacu kepada istilah untuk menyebut sebuah jaringan,
bukannya suatu aplikasi tertentu. Karenanya, internet tidaklah memiliki
manfaat apa-apa tanpa adanya aplikasi yang sesuai. Internet menyediakan
beragam aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Setiap
aplikasi berjalan diatas sebuah protokol tertentu. Istilah “protokol” di
internet mengacu pada satu set aturan yang mengatur bagaimana sebuah
aplikasi berkomunikasi dalam suatu jaringan. Sedangkan software aplikasi
yang berjalan diatas sebuah protokol disebut sebagai aplikasi client.
Di bagian ini, kita akan berkenalan secara sepintas dengan
aplikasi-aplikasi yang paling sering dimanfaatkan oleh pengguna
internet.
WWW (World Wide Web)
Dewasa
ini, WWW atau yang sering disebut sebagai “web” saja adalah merupakan
aplikasi internet yang paling populer. Demikian populernya hingga banyak
orang yang keliru mengidentikkan web dengan internet. Secara teknis,
web adalah sebuah sistem dimana informasi dalam bentuk teks, gambar,
suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah internet webserver
dipresentasikan dalam bentuk hypertext. Informasi di web dalam bentuk
teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hypertext Markup Language).
Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG,
PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya
(seperti MIDI, Shockwave, Quicktime Movie, 3D World).
Web
dapat diakses oleh perangkat lunak web client yang secara populer
disebut sebagai browser. Browser membaca halaman-halaman web yang
tersimpan dalam webserver melalui protokol yang disebut HTTP (Hypertext
Transfer Protocol). Dewasa ini, tersedia beragam perangkat lunak
browser. Beberapa diantaranya cukup populer dan digunakan secara meluas,
contohnya seperti Microsoft Internet Explorer, Netscape Navigator,
maupun Opera, namun ada juga beberapa produk browser yang kurang dikenal
dan hanya digunakan di lingkungan yang terbatas.
Sebagai
dokumen hypertext, dokumen-dokumen di web dapat memiliki link
(sambungan) dengan dokumen lain, baik yang tersimpan dalam webserver
yang sama maupun di webserver lainnya. Link memudahkan para pengakses
web berpindah dari satu halaman kehalaman lainnya,dan “berkelana” dari
satuserver ke server lain. Kegiatan penelusuran halaman web ini biasa
diistilahkan sebagai browsing, ada juga yang menyebutnya sebagai surfing
(berselancar).
Seiring dengan semakin
berkembangnya jaringan internet di seluruh dunia, maka jumlah situs web
yang tersedia juga semakin meningkat. Hingga saat ini, jumlah halaman
web yang bisa diakses melalui internet telah mencapai angka miliaran.
Untuk memudahkan penelusuran halaman web, terutama untuk menemukan
halaman yang memuat topik-topik yang spesifik, maka para pengakses web
dapat menggunakan suatu search engine (mesin pencari). Penelusuran
berdasarkan search engine dilakukan berdasarkan kata kunci (keyword)
yang kemudian akan dicocokkan oleh search engine dengan database (basis
data) miliknya. Dewasa ini, search engine yang sering digunakan antara
lain adalah Google (www.google.com) dan Yahoo (www.yahoo.com).
Electronic Mail/Email/Messaging
Email
atau kalau dalam istilah Indonesia, surat elektronik, adalah aplikasi
yang memungkinkan para pengguna internet untuk saling berkirim pesan
melalui alamat elektronik di internet. Para pengguna email memilki
sebuah mailbox (kotak surat) elektronik yang tersimpan dalam suatu
mailserver. Suatu Mailbox memiliki sebuah alamat sebagai pengenal agar
dapat berhubungan dengan mailbox lainnya, baik dalam bentuk penerimaan
maupun pengiriman pesan. Pesan yang diterima akan ditampung dalam
mailbox, selanjutnya pemilik mailbox sewaktu-waktu dapat mengecek
isinya, menjawab pesan, menghapus, atau menyunting dan mengirimkan pesan
email.
Layanan email biasanya
dikelompokkan dalam dua basis, yaitu email berbasis client dan email
berbasis web. Bagi pengguna email berbasis client, aktifitas per-emailan
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak email client, misalnya
Eudora atau Outlook Express. Perangkat lunak ini menyediakan
fungsi-fungsi penyuntingan dan pembacaan email secara offline (tidak
tersambung ke internet), dengan demikian, biaya koneksi ke internet
dapat dihemat. Koneksi hanya diperlukan untuk melakukan pengiriman
(send) atau menerima (recieve) email dari mailbox.
Sebaliknya,
bagi pengguna email berbasis web, seluruh kegiatan per-emailan harus
dilakukan melalui suatu situs web. Dengan demikian, untuk menggunakannya
haruslah dalam keadaan online. Alamat email dari ISP (Internet Service
Provider) umumnya berbasis client, sedangkan email berbasis web biasanya
disediakan oleh penyelenggara layanan email gratis seperti Hotmail
(www.hotmail.com) atau YahooMail (mail.yahoo.com)
Beberapa
pengguna email dapat membentuk kelompok tersendiri yang diwakili oleh
sebuah alamat email. Setiap email yang ditujukan ke alamat email
kelompok akan secara otomatis diteruskan ke alamat email seluruh
anggotanya. Kelompok semacam ini disebut sebagai milis (mailing list).
Sebuah milis didirikan atas dasar kesamaan minat atau kepentingan dan
biasanya dimanfaatkan untuk keperluan diskusi atau pertukaran informasi
diantara para anggotanya. Saat ini, salah satu server milis yang cukup
banyak digunakan adalah Yahoogroups (www.yahoogroups.com).
Pada
mulanya sistem email hanya dapat digunakan untuk mengirim informasi
dalam bentuk teks standar (dikenal sebagai ASCII, American Standard Code
for Information Interchange). Saat itu sukar untuk mengirimkan data
yang berupa berkas non-teks (dikenal sebagai file binary). Cara yang
umum dilakukan kala itu adalah dengan menggunakan program uuencode untuk
mengubah berkas binarytersebut menjadi berkas
ASCII, kemudian baru
dikirimkan melalui e-mail. Di tempat tujuan, proses sebaliknya
dilakukan. Berkas ASCII tersebut diubah kembali ke berkas binary dengan
menggunakan program uude code. Cara ini tentunya terlalu kompleks karena
tidak terintegrasi dengan sistem email.
Belakangandikembangkan
standar baruyang disebut MIME(Multipurpose Internet Mail Extensions).
Standar ini diciptakan untuk mempermudah pengiriman berkas dengan
melalui attachment (lampiran). MIME juga memungkinkan sebuah pesan
dikirimkan dalam berbagai variasi jenis huruf, warna, maupun elemen
grafis. Walaupun nampak menarik,penggunaan MIME akan
membengkakkanukuranpesan emailyang dikirimkan. Hal ini jelas akan
memperlambat waktu yang dibutuhkan untuk mengirim maupun menerima pesan.
Dalam hal ini, ada anjuran agar sedapat mungkin menggunakan format teks
standar dalam penyuntingan email. Gunakan MIME hanya untuk pesan-pesan
tertentu yang memang membutuhkan tampilan yang lebih kompleks.
File Transfer
Fasilitas
ini memungkinkan para pengguna internet untuk melakukan pengiriman
(upload) atau menyalin (download) sebuah file antara komputer lokal
dengan komputer lain yang terhubung dalam jaringan internet. Protokol
standar yang digunakan untuk keperluan ini disebut sebagai File Transfer
Protocol (FTP) FTP umumnya dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk
kepentingan pertukaran maupun penyebarluasan sebuah file melalui
jaringan internet. FTP juga dimanfaatkan untuk melakukan prose upload
suatu halaman web ke webserver agar dapat diakses oleh pengguna internet
lainnya.
Secara teknis, aplikasi FTP
disebut sebagai FTP client, dan yang populer digunakan saat ini antara
lain adalah Cute FTP dan WS_FTP, Aplikasi-aplikasi ini umumnya
dimanfaatkan untuk transaksi FTP yang bersifat dua arah (active FTP).
Modus ini memungkinkan pengguna untuk melakukan baik proses upload
maupun proses download. Tidak semua semua server FTP dapat diakses dalam
modus active. Untuk mencegah penyalahgunaan–yang dapat berakibat fatal
bagi sebuah server FTP–maka pengguna FTP untuk modus active harus
memiliki hak akses untuk mengirimkan file ke sebuah server FTP. Hak
akses tersebut berupa sebuah login name dan password sebagai kunci untuk
memasuki sebuah sistem FTP server. Untuk modus passive, selama memang
tidak ada restriksi dari pengelola server, umumnya dapat dilakukan oleh
semua pengguna dengan modus anonymous login(log in secara anonim).
Kegiatan mendownload software dari Internet misalnya, juga dapat
digolongkan sebagai passive FTP.
Remote Login
Layanan
remote login mengacu pada program atau protokol yang menyediakan fungsi
yang memungkinkan seorang pengguna internet untuk mengakses (login) ke
sebuah terminal (remote host) dalam lingkungan jaringan internet. Dengan
memanfaatkan remote login, seorang pengguna internet dapat
mengoperasikan sebuah host dari jarak jauh tanpa harus secara fisik
berhadapan dengan host bersangkutan. Dari sana ia dapat melakukan
pemeliharaan (maintenance), menjalankan sebuah program atau malahan
menginstall program baru di remote host.
Protokol
yang umum digunakan untuk keperluan remote login adalah Telnet
(Telecommunications Network). Telnet dikembangkan sebagai suatu metode
yang memungkinkan sebuah terminal mengakses resource milik terminal
lainnya (termasuk hard disk dan program-program yang terinstall
didalamnya) dengan cara membangun link melalui saluran komunikasi yang
ada, seperti modem atau network adapter. Dalam halini, protokol Telnet
harus mampu menjembatani perbedaan antar terminal,seperti tipe komputer
maupun sistem operasi yang digunakan.
Aplikasi
Telnet umumnya digunakan oleh pengguna teknis di internet. Dengan
memanfaatkan Telnet, seorang administrator sistem dapat terus memegang
kendali atas sistem yang ia operasikan tanpa harus mengakses sistem
secara fisik, bahkan tanpa terkendala oleh batasan geografis.
Namun
demikian, penggunaan remote login, khususnya Telnet, sebenarnya
mengandung resiko, terutama dari tangan-tangan jahil yang banyak
berkeliaran di internet. Dengan memonitor lalu lintas data dari
penggunaan Telnet, para cracker dapat memperoleh banyak informasi dari
sebuah host, dan bahkan mencuri data-data penting sepert login name dan
password untuk mengakses ke sebuah host. Kalau sudah begini, mudah saja
bagi mereka-mereka ini untuk mengambil alih sebuah host. Untuk
memperkecil resiko ini, maka telah dikembangkan protokol SSH (secure
shell) untuk menggantikan Telnet dalam melakukan remote login. Dengan
memanfaatkan SSH, maka paket data antar host akan dienkripsi (diacak)
sehingga apabila “disadap” tidak akan menghasilkan informasi yang
berarti bagi pelakunya.
IRC (Internet Relay Chat)
Layanan
IRC, atau biasa disebut sebagai “chat” saja adalah sebuah bentuk
komunikasi di intenet yang menggunakan sarana baris-baris tulisan yang
diketikkan melalui keyboard. Dalam sebuah sesi chat, komnunikasi
terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat. kegiatan ini
disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter
dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room
dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk
mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting
membutuhkan software yang disebut IRC Client, diantaranya yang paling
populer adalah software mIRC.
Ada juga
beberapa variasi lain dari IRC, misalnya apa yang dikenal sebagai MUD
(Multi-User Dungeon atau Multi-User Dimension). Berbeda dengan IRC yang
hanya menampung obrolan, aplikasi pada MUD jauh lebih fleksibel dan
luas. MUD lebih mirip seperti sebuah dunia virtual (virtual world)
dimana para penggunanya dapat saling berinteraksi seperti halnya pada
dunia nyata, misalnya dengan melakukan kegiatan tukar menukar fileatau
meninggalkan pesan. Karenanya, selainuntuk bersenang-senang, MUD juga
sering dipakai oleh komunitas ilmiah serta untuk kepentingan pendidikan
(misalnya untuk memfasilitasi kegiatan kuliah jarak jauh).
Belakangan,
dengansemakin tingginyakecepatan akses internet, maka aplikasi
chatterus diperluas sehingga komunikasi tidak hanya terjalin melalui
tulisan namun juga melalui suara (teleconference), bahkan melalui gambar
dan suara sekaligus (videoconference).
Aplikasi-apliakasi
diatas sebenarnya adalah aplikasi dasar yang paling umum digunakan
dalam internet. Selain aplikasi-aplikasi tersebut, masih ada lusinan
aplikasi lainnya yang memanfaatkan jaringan internet, baik aplikasi yang
sering maupun jarang dipergunakan. Teknologi internet sendiri terus
berkembang sehingga aplikasi baru terus bermunculan. Disamping itu,
aplikasi-aplikasi yang telah ada masih terus dikembangkan dan
disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.
Interaksi Secara Elektronis
Akhir-akhir
ini, kita cenderung semakin akrab dengan istilah-istilah semacam
e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-Learning, dan sebagainya. Huruf
“E” disini mengacu pada kata “Electronic”, tapi lebih banyak digunakan
dalam konteks internet. Jadi, istilah-istilah tersebut bisa dibaca
sebagai Electronic Commerce, Electroni Government, Electronic Banking,
atau Electronic Learning. Dalam bagian ini, kita akan membahas secara
sepintas tentang hal-hal yang berkaitan dengan istilah-istilah diatas.
Dalam kenyataannya, hal-hal tersebut jauh lebih kompleks sehingga tidak
mungkin dibahas secara rinci dalam halaman ini.
E-Commerce
Dari
namanya,kita sudahbisa menebak kalau ini berkaitan dengan kegiatan yang
bersifat komersial. Tidak salah memang, karena istilah e-commerce yang
akan kita bahas ini memang mengacu pada kegiatan komersial di internet.
Contoh paling umum dari kegiatan e-commerce tentu saja adalah aktifitas
transaksi perdagangan melalui sarana internet. Dengan memanfaatkan
e-commerce, para penjual (merchant) dapat menjajakan produknya secara
lintas negara karena memang sifat internet sendiri yang tidak mengena
batasan geografis. Transaksi dapat berlangsung secara real time dari
sudut mana saja di dunia asalkan terhubung dalam jaringan internet.
Umumnya
transaksi melalui saranae-commerce dilakukan melalui sarana suatu situs
web yang dalam hal ini berlaku sebagai semacam etalase bagi produk yang
dijajakan. Dari situs web ini, para pembeli (customer) dapat melihat
bentuk dan spesifikasi produk bersangkutan lengkap dengan harga yang
dipatok. Berikutnya, apabila si calon pembeli tertarik, maka ia dapat
melakukan transaksi pembelian di situs tersebut dengan sarana kartu
kredit. Berbeda dengan transaksi kartu kredit pada umumnya yang
menggunakan peralatan khusus, transaksi kartu kredit di internet cukup
dilakukan dengan memasukkan nomor kartu kredit beserta waktu
kadaluwarsanya pada formulir yang disediakan.
Di
tahap selanjutnya, program di server e-commerce akan melakukan
verifikasi terhadap nomor kartu kredit yang diinputkan. Apabila nomor
kartu yang dimasukkan valid, maka transaksi dianggap sah dan barang yang
dipesan akan dikirimkan ke alamat pembeli. Tentu saja sebelumnya saat
mengisi formulir pemesanan, calon pembeli telah mengisikan alamatlengkap
kemanabarang yangakan dibelinya harus dikirimkan. Harga barang yang
dibeli kemudian akan dimasukkan dalam rekening tagihan dari kartu kredit
yang digunakan.
Aktifitas e-commerce
sebenarnya bukan melulu berkisar pada usaha perdagangan. Kalau kita
rajin menjelajahi situs-situs web, kita bisa menjumpai aneka usaha yang
pada intinya berusaha mengeduk keuntungan dari lalu-lintas akses
internet. Ambil contoh situs lelang yang demikian populer, juga situs
penyedia jasa yang mengutip online di www.ebay.com bayaran untuk
nettersyang inginmenggunakan layanannya. Tidak ketinggalan pula
situs-situs khusus dewasa. Bahkan untuk yang terakhir ini justeru
disebut-sebut sebagai pelopor dari bisnis e-commerce.
Seperti
halnya kegiatan bisnis konvensional, iklan juga memegang peranan
penting dalam e-commerce. Para pengelola situs web banyak mendapatkan
pemasukan dari iklan yang ditayangkan di situs web yang dikelolanya
(umumnya berbentuk iklan banner atau popup window). Tengok saja Yahoo
atau DetikCom sebagai contoh dimana tiap halamannya selalu dijejali oleh
banner iklan yang mencolok mata. Wajar saja, sebab dari sanalah sumber
pembiayaan layanan (plus sumber keuntungan) mereka berasal.
Tapi
dengan makin banyaknya situs web yang muncul juga berarti semakin
ketatnya persaingan. Menjaring iklan di sebuah situs web tentu saja
tidak gampang. Para pemasang iklan umumnya hanya berminat memasang
iklannya pada situs dengan trafik kunjungan yang tinggi. Itu artinya
para pengelola situs harus berusaha memancing sebanyak mungkin
pengunjung ke situs mereka. Caranya tentu saja dengan memajang
contentyang beragam sehingga pengunjungbisa betah berlama-lama di
situsnya–syukur-syukur kalau mereka akan balik lagi di kesempatan
berikut atau lebih baik lagi apabila sampai menjadi pengunjung setia.
Sayangnya
mengundang pengunjung dengan cara ini jelas butuh usaha dan biaya yang
tidak sedikit, sementara itu efektifitas pemasangan banner iklan di
situs web sendiri sebenarnya masih diragukan. Para pengunjung situs web
umumnya datang dengan tujuan untuk mencari informasi sehingga
kemungkinan besar tidak sempat melirik ke banner-banner yang terpajang
di situs web bersangkutan. Alih-alih memperhatikan, para pengunjung
kerap malahan merasa terganggu dengan adanya banner iklan di sebuah
halaman web. Walhasil banyak situs web yang tidak mampu membiayai
operasionalnya karena pemasukan dari iklan ternyata tidak mampu
mengimbangi besarnya modal yang dikucurkan. Karena itulah beberapa waktu
terakhir ini kita banyak melihat situs web komersial (dikenal sebagai
‘DotCom’) yang bertumbangan
E-Banking
Electronic
Banking, atau e-banking bisa diartikan sebagai aktifitas perbankan di
internet. Layanan ini memungkinkan nasabah sebuah bank dapat melakukan
hampir semua jenis transaksi perbankan melalui sarana internet,
khususnya via web. Mirip dengan penggunaan mesin ATM, lewat sarana
internet seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan rekening,
transfer dana antar rekening, hingga pembayaran tagihan-tagihan rutin
bulanan (listrik, telepon, dsb.) melalui rekening banknya. Jelas banyak
keuntungan yang bisa didapatkan nasabah dengan memanfaatkan layanan ini,
terutama bila dilihat dari waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena
transaksi e-banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana
saja sepanjang nasabah dapat terhubung dengan jaringan internet.
Untuk
dapat menggunakan layanan ini, seorang nasabah akan dibekali dengan
login dan kode akses ke situs web dimana terdapat fasilitas e-banking
milik bank bersangkutan. Selanjutnya, nasabah dapat melakukan login dan
melakukan aktifitas perbankan melalui situs web bank bersangkutan.
E-banking
sebenarnya bukan barang baru di internet, tapi di Indonesia sendiri,
baru beberapa tahun belakangan ini marak diaplikasikan oleh beberapa
bank papan atas. Konon ini berkaitan dengan keamanan nasabah yang
tentunya menjadi perhatian utama dari para pengelola bank disamping
masalah infrastruktur bank bersangkutan.
Keamanan
memang merupakan isu utama dalam e-banking karena sebagaimana kegiatan
lainnya di internet, transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap
pengintaian dan penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab. Sebuah situs e-banking diwajibkan untuk menggunakan
standar keamanan yang sangat ketat untuk menjamin bahwa setiap layanan
yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang memang
betul-betul berhak. Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan
dalam e-banking adalah melalui SSL (Secure Socket Layer) maupun lewat
protokol HTTPS (Secure HTTP).
E-Government
Istilah
ini baru kedengaran beberapa waktu belakangan ini, seiring dengan
maraknya pemanfaatan teknologi internet dalam bidang pemerintahan.
Walaupun namanya e-governmet, tapi jangan dibayangkan ini adalah sistem
pemerintahan yang sepenuhnya berbasis internet. E-government, khususnya
di Indonesia, masih diartikan secara sempit sebagai sebuah sistem di
internet (entah web, alamat email kontak, atau milis) yang
mengeksploitir potensi di suatu daerah dengan maksud mengundang
pihak-pihak yang mungkin dapat memberikan keuntungan bagi daerah
bersangkutan, entah itu sebagai investor atau turis.
Kalau
kita menengok ke situs-situs pemerintah daerah di Indonesia yang
mengaku sebagai “e-government”, sebenarnya tidak ubahnya dengan etalase
yang memajang data statisik, potensi wisata, dan kekayaan alam suatu
daerah, dan tidak ketinggalan pula kesempatan (baca: undangan) bagi para
investor untuk menanamkan modalnya di daerah bersangkutan. Content yang
berkaitan dengan pemerintahan (government) sendiri malahan tidak
mendapat perhatian yang cukup.
Ini
mungkin hanya masalah istilah, tapi rasanya cukup mengganggu juga,
khususnya kalau dibandingkan dengan aktifitas elektronik lainnya di
internet yang memang betul-betul mengacu ke namanya. Namun demikian,
mudah-mudahan kita juga sedang menuju ke arah yang lebih maju dalam hal
pemanfaatan internet untuk keperluan pemerintahan sehingga kelak slogan
e-government ini betul-betul diaplikasikan secara utuh dan bukannya
sekedar sebagai “etalase” potensi daerah seperti yang sekarang kita
saksikan.
Salah satu contoh penerapan
e-Government dalam artian sesungguhnya dapat dijumpaidi negara tetangga
kita, Singapura. Untuk penerapan e-Governement di negaranya, pemerintah
Singapuratelah menjalankan proyekambisius yangdisebut eGAP (Electronic
Government Action Plan). Proyek yang setiap tahapnya menyedot anggaran
sebesar US$ 743 juta ini bertujuan untuk mewujudkan pelayanan publik
secara online di negara tersebut.
Tahap
pertama proyek ini telah berhasil membangun 1600 layanan publik secara
online. Layanan ini tidak hanya memberi informasi, tetapi juga sanggup
melakukan transaksi semacam memesan fasilitas olahraga, mendaftarkan
perusahaan, membuat paspor baru, dan sebagainya. Program ini telah
berhasil membuat 75 persen penduduk Singapura mulai berkomunikasi dengan
birokrasi secara online via internet. Dalam proyek eGAP tahap II yang
dimulai pada tahun 2003, pemerintah negara pulau tersebut mengharapkan
90 persen warga negaranya dapat berkomunikasi secara online pada 2006
nanti.
e-Learning
Istilah
e-Learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk penerapan
teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.
Definisi e-Learning sendiri sebenarnya sangat luas, bahkan sebuah portal
informasi tentang suatu topik (seperti halnya situs ini) juga dapat
tercakup dalam e-Learning ini. Namun istilah e-Learning lebih tepat
ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses
belajar-mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh
teknologi Internet.
Dalam teknologi
e-Learning, semua proses belajar-mengajar yang biasa ditemui dalam
sebuah ruang kelas, dilakukan secara live namun virtual, artinya dalam
saat yang sama, seorang guru mengajar di depan sebuah komputer yang ada
di suatu tempat, sedangkan para siswa mengikuti pelajaran tersebut dari
komputer lain di tempat yang berbeda. Dalam hal ini, secara langsung
guru dan siswa tidak saling berkomunikasi, namun secara tidak langsung
mereka saling berinteraksi pada waktu yang sama.
Semua
proses belajar-mengajar hanya dilakukan di depan sebuah komputer yang
terhubung ke jaringan internet, dan semua fasilitas yang yang biasa
tersedia di sebuah sekolah dapat tergantikan fungsinya hanya oleh menu
yang terpampang pada layar monitor komputer. Materi pelajaran pun dapat
diperoleh secara langsung dalam bentuk file-fileyang dapatdi-download,
sedangkan interaksiantara guru dan siswa dalambentuk pemberian tugas
dapat dilakukan secara lebih intensif dalam bentuk forum diskusi dan
email.
Pemanfaatan e-Learning
membuahkan beberapa keuntungan, diantaranya dari segi finansial dengan
berkurangnya biaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem
secara keseluruhan jika dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk
mendirikan bangunan sekolah beserta seluruh perangkat pendukungnya,
termasuk pengajar. Dari sisi peserta didik, biaya yang diperlukan untuk
mengikuti sekolah konvensional, misalnya transportasi, pembelian buku,
dan sebagainya dapat dikurangi, namun sebagai gantinya diperlukan biaya
akses internet. Dari sisi penyelenggara, biaya pengadaane-Learning
sendiri dapat direduksi,disamping jumlahpeserta didikyang dapat
ditampung jauh melebihi yang dapat ditangani oleh metode konvensional
dalam kondisi geografis yang lebih luas.
Namun,
dibalik segala kelebihan yang ditawarkan, penerapan e-Learning,
khususnya di Indonesia masih menyimpan masalah, antara lain pada
keterbatasan akses internet serta kurangnya pemahaman masyarakat akan
teknologi internet. e-Learning juga kurang cocok untuk digunakan pada
level pendidikan dasar dan menengah, khususnya karena kendala
sosialisasi. Seperti kita ketahui, tujuan kegiatan belajar-mengajar di
sekolah bukan hanya untuk menimba ilmu pengetahuan, melainkan juga
melatih anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya maupun lingkungan
di luar rumah. Hal semacam ini tidak bisa didapati dalam sekolah maya
via e-Learning. Disamping itu, sistem belajar jarak jauh
sangatmensyaratkan kemandirian, sehingga lebih cocok untuk diterapkan
pada lembaga pendidikan tinggi maupun kursus.
Disamping
beberapa sampel diatas, kita akan menjumpai lebih banyak lagi “e-”
lainnya di intenet sebagai konsekuensi dari semakin banyaknya aktifitas
di dunia nyata yang dapat dipindahkan dalam bentuk elektronis di
internet. Namun demikian, kiranya kita semua setuju bahwa tidak seluruh
kegiatan manusia dapat ditransformasikan kedalam bentuk elektronis.
Manusia pada dasarnya adalah mahluk sosial, dan karenanya memiliki
naluri untuk bersosialisasi secara normal. Kebutuhan sosialisasi semacam
ini hanya bisa dipuaskan melalui interaksi secara manusiawi, bukan
melalui perangkat elektronik, seberapapun majunya tingkat perkembangan
teknologi yang telah dicapai.